Perbedaan desersi dan desertir yang jadi sorotan di kasus Sertu Hendri

Perbedaan desersi dan desertir yang jadi sorotan di kasus Sertu Hendri

Perbedaan desersi dan desertir yang jadi sorotan di kasus Sertu Hendri

Kasus desersi dan desertir kerap kali menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat Indonesia. Salah satu kasus yang menjadi perhatian belakangan ini adalah kasus Sertu Hendri, seorang prajurit TNI Angkatan Darat yang diduga melakukan desertir.

Desersi dan desertir memang seringkali disamakan, namun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Desersi merujuk pada tindakan seorang prajurit yang meninggalkan tugasnya tanpa izin resmi dari atasan, sedangkan desertir merujuk pada prajurit yang sengaja melarikan diri dari tugasnya dan tidak berniat untuk kembali.

Dalam kasus Sertu Hendri, ia diduga melakukan desertir karena telah meninggalkan tugasnya sebagai prajurit TNI tanpa izin dan tanpa memberikan kabar kepada atasan. Hal ini tentu saja merupakan pelanggaran serius terhadap disiplin militer dan dapat dikenakan sanksi berat sesuai dengan hukum yang berlaku.

Perbedaan antara desersi dan desertir menjadi sorotan dalam kasus ini karena banyak pihak yang berpendapat bahwa tindakan Sertu Hendri sebenarnya merupakan desersi biasa dan bukan desertir. Namun, pihak TNI Angkatan Darat tetap memutuskan untuk menindaklanjuti kasus ini sebagai desertir dan memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam konteks kehidupan militer, kedisiplinan adalah hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Tindakan desertir atau desersi dapat merusak citra dan integritas institusi militer serta dapat membahayakan keselamatan dan keamanan negara.

Masyarakat diharapkan dapat memahami perbedaan antara desersi dan desertir serta mendukung upaya pihak TNI dalam menegakkan disiplin dan aturan hukum di dalam institusi militer. Semoga kasus seperti ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang dan prajurit TNI dapat selalu menjaga kedisiplinan dan loyalitasnya terhadap negara dan bangsa.